Sabtu, 20 Oktober 2012

PEMANFAATAN GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI OLEH IRAN

PEMANFAATAN GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI OLEH IRAN
OLEH:
GIOVANI BELINCA ZAMARUDIN [2010-22-060]

” Barang siapa menguasai Eropa Timur dia akan memegang kendali Heartland, barang siapa menguasai Heartland dia akan menguasai World Island, dan barang siapa menguasai World Island dia akan menguasai dunia”. Sir Halford Mackinders (1861-1947)

Sekilas ucapan Mackinders mungkin menjadi acuan bagi Amerika Serikat , mengapa sampai saat ini Amerika bersikukuh untuk bisa ‘mengendalikan’ wilayah Eurasia khususnya Iran. Iran yang selama ini dikenal oleh dunia Internasional selalu menentang segala kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat menjadi salah satu negara terkuat di wilayah Timur Tengah, terlebih dengan penemuan dan perkembangan Iptek Iran yang semakin maju dan dapat bersaing dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia dan China. Iran menjadi salah satu negara di Timur Tengah yang tidak boleh di remehkan oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat.
Iran sangatlah beruntung karena dilihat dari posisi geografisnya , Iran berada di pusat Eurasia sehingga tidak heran apabila sejak ribuan tahun Iran dianggap sebagai negara ‘menara Pengintai’ dan dijadikan benteng pertahanan Timur maupun Barat karena letaknya yang sangat strategis. Iran berada di persimpangan Timur tengah, Asia Barat dan Kaukasus. Sedangkan di bagian Utara iran bertetangga dengan negara Armenia, Azerbaijan dan Turkmenistan, dan bagian timur , Iran bersebelahan dengan negara Pakistan dan Afganistan, di bagian barat, Iran berhimpitan dengan Irak dan sebagian kecil wilayah Turki, sedangkan Teluk Persia membentang di barat daya Asia di antara Iran dan Jazirah Arab dan Selat Hormuz menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman.

Melihat kondisi geografis iran inilah mengapa iran menjadi wilayah yang rawan akan konflik. Sudah berabad-abad Iran menjadi negara saksi atas perang-perang besar dan pernah juga terlibat perang. Terlebih Iran sendiri berada di wilayah Eurasia (Eropa dan Asia) yang menjadi Heartland seperti yang dikatakan Mackinders. Wilayah Heartland inilah yang selalu menjadi rebutan antara timur dan barat karena kaya akan sumber daya alam terutama minyak bumi dan gas alam.
National Security Iran menjadi hal yang paling utama bagi Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang selama ini dikenal sebagai sosok pemimpin yang sederhana namun mampu membuat negara-negara besar seperti Amerika Serikat ‘kewalahan’ menghadapi Iran. Pergeseran geopolitik Iran yang dulu hanya ditekankan pada pengembangan transportasi dan pertahanan darat dan udara berubah menjadi pengembangan energy. Iran mampu memanfaatkan geostrategic negaranya dalam melindungi kepentingan negaranya seperti kepentingan Iran dalam pengembangan program nuklir Iran untuk kepentingan supply energy dalam negerinya, seperti kita tahu bahwa Iran merupakan produsen minyak terbesar ke-3 didunia, selain itu Iran yang letak geografisnya berdekatan dengan Laut Kaspia menjadi negara vital yang dilewati pipa-pipa minyak dan gas menuju Asia, selain itu Selat Hormuz juga dilalui banyak kapal tanker pengangkut minyak dunia. Hal ini dimanfaatkan oleh Iran dengan baik. Ketika pada tahun lalu Iran dihadapi sanksi embargo minyak oleh Amerika Serikat tentu saja hal ini merupakan sanksi terbesar yang diterima oleh Iran dan menyulut amarah dari Pemerintah Iran.
Dalam kasus tersebut Iran memanfaatkan kondisi geografisnya yakni selat Hormuz dengan menggunakan teori dari Ratzal yakni negara dianalogikan sebagai sebuah organisme yang memerlukan ruang dan sumber daya, yang dikenal sebagai “ organic state theory ”. Iran berpendapat meskipun Amerika adalah negara super power tentu saja Amerika membutuhkan ruang dan sumber daya dalam hal ini ruang untuk melintasi kapal-kapal dagangnya di Selat Hormuz dan Sumber daya minyak dan gas apabila embargo tersebut dijalankan. Iran berencana akan menutup selat Horuz apabila hal ini terjadi sebagai akibatnya Amerika dan negara sekutu yang mendukung embargo tersebut dapat kekurangn pasokan minyak dan gas dan merugikan perekonomian Amerika Serikat sendiri.
Kepemimpinan Ahmadinejad memang dikenal dengan kemampuannya membuktikan segala pernyataan-pernyataan di mata dunia. Salah satunya ialah berani menolak intervensi yang dilakukan oleh Amerika Serikat, karena hal ini menurutnya menyangkut security dan sovereignty Iran. Kharisma Ahmadinejad dan kuatnya dukungan dari warga negaranya serta pemaksimalan potensi didalam negerinya menjadikan jawaban bagi dunia atas tantangan yang dihadapi Iran saat ini serta kemampuan bertahan atas embargo yang diterima Iran selama berpuluh-puluh tahun dan akhirnya dapat berdiri sendiri hingga seperti saat ini. Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti Iran menjadi negara maju.


Source: 

Hidayat, Mardiyono. 1983. Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya Usaha Nasional.

Musthafa Abd Rahman, Bisakah Iran menutup Selat  Hormuz ?, http://internasional.kompas.com/read/2012/01/05/07314299/Bisakah.Iran.Menutup.Selat.Hormuz,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar