Sastra Indonesia II
PERIODE 1942-1945
1. Saat-Saat yang Mematangkan
Dijajah Jepang selama 3,5 tahun merupakan pengalaman penting dalam sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sastra pada khususnya. Karena Bahasa Indonesia tadinya dihindari Belanda agar supaya jangan resmi menjadi bahasa persatuan . Oleh orang Jepang Bahasa indonesia dijadikan satu-satunya bahasa yang harus dipergunakan diseluruh dikepulauan.
Dengan makin intensifnya Bahasa Indonesia dipergunakan dikepulauan Nusantara, maka sastra indonesiapun mengalami intensifikasi juga. Keimin Bunka Shindo merupakan kantor pusat kebahasaan yang dibentuk oleh Jepang. Selain itu, Jepang juga mengadakan perkumpulan sandiwara dibawah P.O.S.D (Perserikatan Oesha Sandiwara Djawa ) .
Pada masa penjajahan Jepang banyak orang menulis sajak dan cerpen, sandiwara sedangkan roman kurang ditulis itupun yang diterbitkan hanya dua Cinta Tanah Air, karangan Nur Sultan Iskandar dan Palawija (1944) karya Karim Halim. Keduanya roman propaganda yang bernilai sastra.